Seperti air dan ikan. Dzikir yang mengalir dalam kehidupan orang beriman. Bila galau di rasakan. Sedih dan rasa tak karuan. Seperti halnya, yang dalam air tapi kekurangan.
Menggelepar nyaris nafas tersengal oksigen yang nyaris kehilangan. Bukan dziki yang kekurangan. Tapi dzikir yang hilang dilisan. Trus hilang juga dari ingatan. Alangkah jelas perumpamaan digambarkan.
Al Imam As Safii pernah di tanya saru pertanyaan. Kesulitan ia akan jawaban. Langsung sebuah langkah di putuskan. Mengunci dalam rumah tanpa keluar 3 hari kecuali untuk satu keperluan.
Sholat jamaah yang di kerjakan. 3 Hari terus tilawahan. Hingga 8 kali khataman. Barulah ia dapat jawaban. Apakah aneh ini di temukan ?! Begitulah potret mukmin dalam mencari jawaban.
Bersama Al Qur'an bukan sekedar slogan. Ahli qur'an dengan memahaminya tanpa membacannya hanyalah angan-angan. Adakah yang lebih mengungguli Al Imam As Safii dalam Qur'an.
Sejak kecil hapal Al Qur'an. Pengusaannya terhadadap Al Qur'an. Hingga gelar Al Mujjadin abad kedua sebagai sebutan. Tapi membaca Al Qur'an menu setiap hari tak ketinggalan.
Putrinya menangis ketika jelang kematian. Tapi justru di hibur ayahnya dengan pernyataan." Putriku...sungguh aku sudah khatamkan di rumah ini 4000 khatam, untuk menghadapi ini dikemudian ".
Allahu Akbar.. sebuah keteladanan dahsyat di kehidupan. Yang sudah sedemikian ahli dalam ilmu dan pemahaman. Tetap membaca Al Qur'an. Dan mengulangi sampai sedemikian. Semaga meneladaninya di mudahkan !!