Dan sebuah ayat itu mengusik rasa penasaran, akan keingintahuan. Sekalipun awal kenal dunia pesantren inilah ayat yang menyapa duluan. Karena tertempel di ruang tamu tapi tanpa kefahaman.
إِنَّ هَذَا الْقُرْآنَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا كَبِيرًا
"Sesungguhnya Al-Qur’an ini, memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus, dan memberi kabar gembira, kepada orang-orang mukmin, yang mengerjakan amal saleh, bahwa bagi mereka ada pahala yang besar".
QS, al Isra : 9
Lebih dari 30 tahun tanpa penjelasan. Tersuratnya faham, tapi tersiratnya butuh waktu untuk memahami, dengan pengalaman. Berapa banyak ayat yang fahamnya setelah bergumul dengan pengalaman.
Dunia dakwah sekalipun, tak mudah terjaga tanpa godaan. Ujian yang beragam dengan aneka ujian. Semuanya butuh yang menjadi sarana meluruskan. Bila ada salah khilaf dalam tindakan, sikap dan kefahaman.
Rupanya Allah tak membiarkan. Dalam berbagai tindakan ada yang mengawal meluruskan. Salah jalan sekalipun bersolusi dengan cara-Nya, yang mentipkan jaminan. Al Qur'an sarana yang meluruskan dengan akurat kepada tujuan.
Pantesan, dahulu para sahabat begitu getol tilawahan. Bukankan mereka sangat menguasai Al Qur'an ?! Ternyata inilah, yang menjadi jawaban. Sehebat apapun tetap butuh terjaga dalam kebenaran.
Maka Al Qur'an lah sarana yang meluruskan. Al Imam As Safi'i Rahimahullah sekalipun sedekmian menguasai ilmu, tapi 4000 khatam khusus di rumahnya selain tempat lain yang di lakukan. Hafal sejak usia 7 tahun bukan alasan.
Maka, jika da'i dengan sibuknya mengurus umat hingga tak sempat selembar pun sehari untuk tilawahan. Dan masih beralasan tugasnya dalam dakwah, lebih penting dari sekedar untuk tilawahan. Menjadi aneh dan meragukan.
Tetaplah bersama Al Quran. Dalam segala kesibukan. Justru karena saking banyaknya kesibukan. Begitu butuh akan mukjizat untuk menyelesaikan. Al Quran sumber segala keajaiban. Dan salah satu mukjizat yang dari segala kesulitan dengannya in sya Allah akan terselesaikan.
Ust. Umar Faqihuddin