Geliat Ramadhan, awalnya biasa saja. Seperti biasa. Sahur puka dan memperbanyak ibadah sepeti lazimnya.Pingin banget, dan penasaran inggin mencari dan membuktikan Ramadhan yang katanya istimewa.
Semakin dicari, yang nampak ya seperti biasa. Ibadah juga yang katanya begitu di rindukan ternyata juga biasa. Paling moment hari raya yang dianggap luar biasa. Maka sering di sebut hari kemenangan oleh siapa saja.
Tiga Ramadhan lalu, kami coba. Dengan antara ragu dan percaya, diramadhan serius berdo'a untuk mendapatkan 1 milyard dalam sebulan saja.
Hasilnya di ketawain oleh siapa saja. Tak terkecuali para ustadz dan ustadzah yang menganggap itu aneh dan tak biasa. Tapi begitu terbukti terhenyak semua.
Ramadhan hari ke 27 datanglah seorang jamaah bercerita. Ingin hidupnya bermanfaat dengan berwakaf tanahnya. Kami pikir hanya 1 meter atau 1 sak semen yang di kira.
Ternyata tanah seluas 1.500 meter miliknya. Karena sudah ada lokasi pesantren dan sedang dibangun asrama. Kami utarakan keberatan saja. Yang wakaf, justru menyerahkan mau dibuat apa. Di jual juga ndak apa2 untuk biaya buat asrama.
Akhirnya kami jual untuk biaya. Anehnya lakunya 1 milyar 40 juta. Nyaris yang di Ramadhan kami minta. Akhirnya Ramadhan langganan do'a seperti yang kami minta. Semoga menjadi ibrah bagi semua. Bahwa masalah kita di Ramadhan betemu waktu yang istimewa. Semoga menjadi ilmu dan makna. Dan masalah kita teurai dan selesai semua. Amiin.
Ust. Umar Faqihuddin