Kaya dan miskin adalah ketentuan. Tinggal mensikapinya dengan tepat tetap kebermanfaatan. Tapi miskin bukan pilihan. Setidaknya Allah dengan asmaNya memberi sebuah makna tersirat dan tesurat dengan kaya akan lebih mudah bermanfaat dan berbuat kebaikan.
Setiap hari,lihat kabar sedih saudara seiman. Bisa dengan tenaga dan jasa kita memberi bantuan. Tapi tetap kurang di rasakan.
Jika demikian, ahli ilmu pun ikut dalam kesedihan. Ulama kelasnya Abu Hanifah Rahimahullah memilih ini sebagai jalan. Ulama kelasnya Imam Malik Rahimahullah juga menyarankan.
Para sahabat Ridwanullah Ta'ala sekalipun ada yang miskin, tapi mayoritas kaya sebagai pilihan. Dan lebih bisa dengannya memerankan taqwa dalam kehidupan.
Ust. Umar Faqihuddin