Yang tergambar adalah harta yang di tinggalkan orang tua. Berupa rumah, sawah maupun tanah. Yang meninggalkan banyak orang tuanya tenang. Anaknya pun senang.
Warisan yang di gambarkan Al Qur'an lain cerita. Justru warisan kesalihan yang menjadi kebanggan. Kelak akan di perankan oleh anak sebagai penyambung kebaikan dan kesalihan orangtua yang terus dilakukan.
Orang tua yang menjaga sholatnya dan diteruskan anak yang menjaga sholat adalah warisan. Sedekah makan, yang masih diteruskan anak dengan kebanggan dan kebahagiaan.
Orang tua yang tekun tilawah 5 juz dengan segala kebaikan dan karomahnya. Anak- anaknya tertarik dan meneruskan kebiasaan baiknya sampai waktu tertentu.
Alangkah sedihnya Nabiyullah Zakaria 'alaihissalam di usia 100 tahun belum berketurunan. Alamat terputus yang meneruskan kebaikannya sebagai nabi. Maka, tak pernah putus asa dan kecewa terus berdo'a sekalipun sudah tua dan beruban.
Alangkah sedihnya, yang punya anak tapi tak sedikitpun ada kewibawan dan kebanggaan terhadap orang tuanya. Sehingga tak ingin memerankan kebaikan mereka. Bahkan malu terhadap tingkah laku mereka. Apalagi yang tak berketurunan.
Semoga anak- anak kita benar benar menjadi pewaris kita..
<Ust. Umar Faqihudin>