Di tahan dengan do'a sekalipun, musibah tetap datang. Baik berkurang atau dalam wajah lain. Karena musibah adalah keniscayaan dan dengannya tanda ridlo hamba dan berpahala.
Cara yang indah, justru berdamai dengannya, atau justru menikmatinya.Derajat nabi sekalipun justru bergelimang dengan musibah. Lihatlah nabiyullah Ibrahim dan nabiyullah Ayub 'Alaihimussalam kisah hidupnya begitu kenyang dengan musibah.
Bukan menghindar dari musibah, tapi tegar demi pahalanya yang besar. Tapi bukan berarti tanpa do'a. Adapun hasilnya, diserahkan keputusan kepada Allah. Di hindarkan atau kena itu kehendakNya.
Serangkaian dzikir dan do'a adalah pilihan pilihan takdir yang ada. Jika ada hamba yang terhindar dari musibah, berarti ia memilih takdirnya dengan do'a. Itupun tetap dalam kuasa dan kehendakNya.
Nabiyullah Ibrahim tetap di bakar, juga tetap berdo'a. Hasilnya tak terbakar dan selamat atas kuasaNya. Maka,tetaplah berdo'a untuk di kuasakan Allah atas kehendaknya atas pilihan takdir yang baik.
Seni menikmati musibah, yang sekalipun nampak lelah dan parah. Akhirnya
<Ust. Umar Faqihudin>