أَرْبَعٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ كَانَ مُنَافِقًا خَالِصًا ، وَمَنْ
كَانَتْ فِيهِ خَصْلَةٌ مِنْهُنَّ كَانَتْ فِيهِ خَصْلَةٌ مِنَ النِّفَاقِ حَتَّى يَدَعَهَا إِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ وَإِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا عَاهَدَ غَدَرَ ، وَإِذَا خَاصَمَ فَجَرَ
"Ada empat tanda, jika seseorang memiliki empat tanda ini, maka ia disebut munafik tulen.
Jika ia memiliki salah satu tandanya, maka dalam dirinya ada tanda kemunafikan sampai ia meninggalkan perilaku tersebut, yaitu: jika diberi amanat, khianat; jika berbicara, dusta; jika membuat perjanjian, tidak dipenuhi; jika berselisih, dia akan berbuat zalim." (HR. Muslim).
Sahabat Rasulullah bertanya. Kenapa sih kok Rasulullah, itu sering ngingatkan tentang dusta. Sementara tema hari itu tentang hutang yang merajalela.
" Karena, yang berhutang itu, mudah teseret kepada akhlak munafik yang berbahaya Yaitu kalau bicara berdusta. Kalau berjanji menyelisi saja. Dan mudah berkhianat kalau di percaya. Ternyata bukan sesederhana yang di kira. Karena bisa menjalar kemana - mana ".
Alangkah, ajaran islam ini mulia. Karena dari sesuatu yang merusak pergaulan dan kepercayaan di jaga. Bahkan diantisipasi ketika berpeluang menjadi gejala.
Sendi muamalah dan saling percaya. Dengan dusta dan ingkar janji ternoda. Di percaya dan saling menolong pun dengan akhlak ini menjadi tuba. Dan dorongan berbuat baik pun dengannya tercoba.
4 Akhklak yang menyisakan juga banyak luka dan duka.
- Kalau berkata dusta.
- Kalau berjanji menyelisihi.
- Kalau di percaya berkhianat.
- Kalau berselisih cenderung berlaku fajir/dzalim saja.
Semoga Allah menjaga kita !!.
Ust. Umar Faqihuddin