Tidak mudah, menyemai Ikhlas dalam karya. Syaithan begitu lihai dengar manuvernya sebagai sarana. Ada yang dimanuver dalam harta.
Belum tentu karyanya berharga. Boleh jadi sia-sia. Tak jarang yang didapat hanyalah hampa.Jadi, kenapa mesti karya. Kalau ujungnya tak diharga. Justru memicu hadirnya kecewa.
Manuver kedua, bisa saja berupa tahta. Berjuang habis habisan belum posisi dan jabatan yang sesuai itu kena. Bisa saja habis manis sepah dibuan entah kemana. Ibarat biji mangga. Habis makan dibuang begitu saja. Tapi kalau tumbuh, diakusisi miliknya.
Manuver ketiga, bisa lewat sosok wanita. Halus tapi modusnya kentara. Ujungnya kepancing juga hingga hilang tenaga dan cita - cita. Bukan ujian kelas biasa.Sejarah manusia kedua. Dengannya terperdaya.
Manuver ke empat, lewat nama. yang turun pamor dan viralnya berubah jadi terhina. Dibuat seperti tak berguna. Dan nasibnya dengan itu terlunta lunta. Hialang nama yang membuatnya dulu digdaya.
Hanya bergantung kepada Allah, semua karya dan usaha tak akan berpulang hampa. Apapun yang terjadi, ia tetap berdaya. Dan hanya kepada Allah harapan kuat setiap manusia.
Ust Umar Faqihuddin